Beranda | Artikel
Awal Iman Adalah Ucapan Laa Ilaaha Illallah
Senin, 13 Desember 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Awal Iman Adalah Ucapan Laa Ilaaha Illallah merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Mukhtashar Shahih Muslim yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Ahad, 23 Rabbi’ul Tsani 1443 H / 28 November 2021 M.

Kajian Hadits Awal Iman Adalah Ucapan Laa Ilaaha Illallah

Menit ke-6:06 Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan mereka dengan empat dan melarang mereka dari empat. Yaitu Rasulullah menyuruh mereka beriman kepada Allah saja, lalu Rasulullah bersabda:

هَلْ تَدْرُونَ مَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ وحده؟

“Tahukah kalian apa itu iman kepada Allah saja?”

Mereka berkata: “Allah dan RasulNya lebih tahu.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ, وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ, وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ, وَصَوْمُ رَمَضَانَ, وَأَنْ تُؤَدُّوا خُمُسًا مِنْ الْمَغْنَمِ

“Yaitu syahadat Laa Ilaaha Illallah dan Muhammad Rasulullah, ia mendirikan shalat, membayar zakat, puasa Ramadhan, dan kalian memberikan seperlima dari ghanimah.”

Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang mereka dari empat bejana. Yaitu: Dubba’, Hantam, Muzaffat, dan an-Naqir. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

احْفَظُوهُ وَأَخْبِرُوا بِهِ مَنْ وَرَائِكُمْ

“Hafalkan ini dan kabarkan kepada orang-orang yang ada di belakang kalian sana.”

Ibnu Mu’adz menambahkan dalam haditsnya dari ayahnya, ia berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada Al-Asyaj ‘Abdul Qais:

إِنَّ فِيكَ لخَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ: الْحِلْمُ وَالْأَنَاةُ

“Sesungguhnya engkau memiliki dua perangai yang dicintai oleh Allah; al-hilm (bisa menahan emosi ketika kemarahan menggelora) dan al-anah (tidak tergesa-gesa).” (HR. Muslim)

Dari hadits ini kita ambil faidah:

Rihlah untuk menuntut ilmu

Dianjurkannya mengadakan rihlah dalam rangka menuntut ilmu. Sebagaimana dahulu para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari tempat-tempat yang jauh datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menuntut ilmu. Ini dia mereka datang dari utusan Abdul Qais yang sangat jauh sekali.

Menyambut tetamu

Disyariatkan menyambut tetamu dengan mengatakan “Marhaban (selamat datang)” sebagaimana halnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyambut mereka dengan mengatakan hal itu. Kalau orang sunda mengucapkan “Wilujeng Sumping”, dan masing-masing daerah punya ucapan berbeda-beda, itu ada contohnya dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Menghormati bulan-bulan haram

Orang-orang musyrikin di zaman Rasulullah dahulu menghormati bulan-bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab). Jika orang-orang kafir yang tidak beriman dan mereka musyrik sangat menghormati bulan-bulan haram, maka kita kaum muslimin harus lebih menghormati lagi.

Cara menghormati bulan-bulan haram adalah dengan menjauhi perbuatan dzalim. Karena perbuatan dzalim di bulan haram dilipatgandakan dosanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lihat juga: Khutbah Jumat 4 Bulan Haram

Pengertian Iman dan Islam

Iman dan Islam dua nama yang apabila bertemu maka berpisah maknanya, dan apabila berpisah maka bertemu maknanya. Maksudnya adalah jika Islam dan Iman disebut dalam satu kalimat, maka maknanya berbeda (islam yaitu rukun Islam, sedangkan iman yaitu rukun iman). Tapi kalau disebutkan Islam saja, maka masuk padanya makna iman, atau jika disebutkan iman saja maka masuk padanya makna Islam.

Dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan: “Tahukah kalian apa itu iman kepada Allah?” Kemudian Rasulullah menyebutkan rukun Islam. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menafsirkan iman dengan rukun Islam. Sementara dalam hadits ‘Umar bin Khattab yang masyhur Nabi menafsirkan iman dengan rukun iman karena Nabi sebelumnya telah menafsirkan makna Islam.

Lihat juga: Hadits Arbain Ke 2 – Pengertian Islam, Iman dan Ihsan

Amal itu bagian dari iman

Di antara keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah bahwasanya amal itu bagian dari iman. Di sini Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan: “Tahukah kalian apa itu iman kepada Allah?” Kemudian Rasulullah menafsirkan dengan amalan-amalan lahiriyah. Ini menunjukkan bahwasanya amal termasuk dari iman.

Adapun kaum Murji’ah mengatakan bahwa amal tidak termasuk iman. Kaum Murji’ah mengatakan bahwa amal tidak mempengaruhi iman. Mereka mengatakan bahwa maksiat dan ketaatan tidak mempengaruhi iman. Adapun Ahlus Sunnah mempunyai keyakinan bahwa ketaatan menambah keimanan sedangkan maksiat mengurangi keimanan.

Murji’ah mengatakan bahwa dosa sebanyak apapun yang kamu lakukan yang penting yakin dengan hati dan ucapkan dengan lisan maka iman kamu sudah sempurna. Sehingga akhirnya mereka tidak membedakan antara Abu Bakar dengan orang yang paling suka maksiat. Ini jelas kesesatan yang nyata. Tidak mungkin sama antara orang yang beriman dan beramal shalih dengan orang-orang yang suka berbuat maksiat.

Lihat juga: Ciri-Ciri Ahlussunnah wal Jama’ah

Menutup segala macam pintu keharaman

Hadits ini menunjukkan kepada sebuah kaedah ushul fiqih, yaitu: سد الذريعة (menutup segala macam pintu yang bisa menjerumuskan kepada keharaman). Ini dipetik dari larangan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari empat bejana. Kenapa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diawal-awal melarang ini? Karena jika nabidz disimpan dalam empat bejana ini maka akan sangat cepat berubah menjadi arak sedangkan keimanan mereka belum kuat.

Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang dari empat bejana ini supaya menutup pintu agar mereka tidak terjerumus kepada minum arak. Namun kemudian di akhir-akhirnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membolehkan karena mereka sudah kuat keimanannya, sudah paham dan tidak akan lagi minum arak.

Ini adalah kaidah yang sangat agung,  yaitu menutup semua pintu yang bisa menjerumuskan kepada keharaman. Maka demikian pula kita harus berusaha menutup semua pintu yang bisa menjerumuskan diri kita kepada maksiat, apalagi kalau jatuh kepada syirik.

Kenapa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang membangun masjid di atas kuburan, bahkan melaknat pelakunya? Karena hal ini menjadi sebab terbesar munculnya kesyirikan.

Anjuran untuk menghafalkan ilmu

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan kepada mereka “Hafalkan ini”. Maka dari itu dalam tatacara menuntut ilmu jangan hanya sebatas memahami saja. Memang memahami itu yang paling penting, tapi usahakan selama kita bisa menghafalnya maka hafalkan. Karena kalau kita hafal, maka kita lebih menguasai ilmu tersebut.

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian Awal Iman Adalah Ucapan Laa Ilaaha Illallah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51169-awal-iman-adalah-ucapan-laa-ilaaha-illallah/